Masih banyak orang yang beranggapan bahwa leader dan manajer adalah dua ‘subjek’ yang sama dan dapat digunakan secara bergantian untuk menggambarkan peran yang sama dalam sebuah organisasi. Sekilas, leader dan manajer dinilai memiliki jabatan yang sama dalam sebuah struktur tertentu. Padahal keduanya punya karakteristik yang berbeda. Penasaran apa perbedaan leader dan manajer?

Simak selengkapnya!

Kenal Lebih Dalam dengan Leader dan Manajer

Singkatnya, leader merupakan seseorang yang memimpin, membimbing, mendorong dan memotivasi untuk bekerja dalam sebuah organisasi. Sedangkan manajer merupakan orang yang membantu dalam pencapaian tujuan organisasi dan biasanya menjadi penghubung komunikasi. Leader dan manajer juga memiliki tempat yang berbeda dalam tingkatan manajemen. Walaupun manajer pasti memimpin sebuah tim, tetapi tidak semua manajer bisa dikatakan berhasil sebagai leader. 

Dalam struktur sebuah organisasi, seorang leader bisa berada di setiap struktural mulai dari staff hingga posisi C-level. Seseorang yang berhasil mengarahkan tim kerja dan berhasil mengelola proyek dapat dianggap sebagai seorang leader. Kepemimpinan seseorang diukur berdasarkan kualitas pribadi mereka yang mampu mempengaruhi sikap serta tindakan karyawan agar mau mengikuti arah yang ditunjukkan.

Lebih lanjut, manajer berada dalam posisi tengah dalam struktur manajerial organisasi, berada di antara top management dan low management. Pengaruh seorang manajer terhadap bawahannya timbul dari tanggung jawab yang melekat pada posisi tersebut, yaitu kewenangan yang diberikan oleh manajemen untuk mengatur, mengawasi, serta mengendalikan para karyawan.

Perbedaan Leader dan Manajer

1. Berdasarkan Model Kepemimpinan

Seorang leader cenderung lebih memilih pendekatan kepemimpinan transformasional, yang berfokus pada proses menginspirasi perubahan positif berkelanjutan melalui apresiasi inisiatif dan partisipasi anggota tim. Leader terlibat secara aktif dalam proses tersebut dan mengharapkan perilaku yang serupa dari mereka yang dipimpin. Motivasi para karyawan muncul karena keinginan untuk tumbuh dan berkembang serta menjadi leader.

Manajer cenderung lebih condong pada pendekatan kepemimpinan transaksional, yang berorientasi pada hasil dan pencapaian target melalui penggunaan sistem reward dan punishment. Prestasi yang baik dan kinerja yang tinggi akan dihargai dengan insentif seperti kenaikan gaji dan bonus, sementara prestasi yang buruk dan kinerja yang rendah akan dihadapkan pada konsekuensi negatif. Motivasi para karyawan diarahkan pada penerimaan imbalan finansial.

2. Berdasarkan Peran & Fungsi dalam Tim

Seorang leader umumnya bekerja dengan mengajak dan menginspirasi para karyawan agar mereka dapat meningkatkan kinerja dan kontribusi mereka bagi tim dalam mencapai tujuan organisasi, bukan hanya memenuhi tugas dan target. Leader lebih berorientasi pada aspek proses dan faktor manusia.

Sebaliknya, seorang manajer melaksanakan kelima fungsi manajerial, yakni perencanaan, pengorganisasian, pengadaan sumber daya manusia, pengarahan, dan pengendalian. Manajer bekerja untuk mengelola sumber daya secara efisien dan berfokus pada tugas pekerjaan dan pencapaian keuntungan.

3. Berdasarkan Pengambilan Resiko

Seorang leader adalah individu yang memiliki keberanian untuk mengambil resiko, tidak merasa takut akan kegagalan, dan selalu berani mencoba konsep-konsep baru yang membuka peluang. Mereka memiliki minat terhadap tantangan, ide-ide kreatif, serta inovasi yang berpotensi membawa perubahan positif.

Sedangkan manajer cenderung menghindari resiko. Mereka condong kepada cara-cara yang telah mapan, teratur, dan terkendali, serta menerapkan strategi yang cocok untuk mengurangi kemungkinan kegagalan. Manajer biasanya jarang mencoba pendekatan baru yang memiliki resiko besar terhadap tugas yang dijalankan.