Kualitas udara yang baik menjadi kebutuhan primer yang wajib ada di lingkungan sekitar. Tentu ini sudah menjadi kewajiban masyarakat juga untuk menjaganya. Meskipun peningkatan kesadaran akan pentingnya udara bersih semakin berkembang, masih banyak orang yang belum sepenuhnya memahami mengenai parameter kualitas udara. Hal ini terutama bisa dibuktikan dengan kondisi Jakarta, Ibukota yang kini dihadapkan pada tantangan serius terkait kualitas udara yang semakin memburuk.
Kenalan dengan Pengertian Kualitas Udara
Kualitas udara merujuk pada kondisi udara di suatu area yang mencakup berbagai parameter fisik, kimia, dan biologis yang mempengaruhi kesehatan manusia, lingkungan, dan ekosistem secara keseluruhan. Parameter ini mencakup berbagai zat polutan udara seperti partikel berukuran mikro (PM2.5 dan PM10), gas-gas seperti ozon (O3), nitrogen dioksida (NO2), sulfur dioksida (SO2), dan karbon monoksida (CO), serta zat-zat kimia lainnya yang dapat berasal dari sumber alami maupun aktivitas manusia seperti industri, transportasi, dan pembakaran bahan bakar fosil.
Parameter kualitas udara sering dilakukan dengan mengukur dan memantau konsentrasi polutan udara dalam udara. Hasil pengukuran ini digunakan untuk mengkategorikan tingkat polusi udara, yang dapat berkisar dari "baik" hingga "berbahaya" berdasarkan standar yang ditetapkan oleh lembaga lingkungan setempat atau nasional. Upaya mengukur dan memahami kualitas udara sangat penting karena polusi udara dapat memiliki dampak serius terhadap kesehatan manusia, menyebabkan masalah pernapasan, penyakit jantung, dan bahkan kematian. Selain itu, kualitas udara yang buruk juga dapat merusak lingkungan dan ekosistem, mengganggu pertumbuhan tanaman, mengurangi visibilitas, dan memicu perubahan iklim.
Pencemaran udara muncul saat zat berpotensi berbahaya dalam wujud gas, cairan, atau padatan tercampur dengan atmosfer. Dalam proses ini, terdapat faktor alami yang berkontribusi pada pencemaran udara yang kemudian diintroduksi ke atmosfer melalui intervensi manusia. Mayoritas polusi udara dipicu oleh aktivitas-aktivitas manusia, yang melibatkan sektor transportasi, produksi listrik, dan berbagai sektor industri.
Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Kian Memburuk Apa yang Bisa Dilakukan?
Parameter Kualitas Udara
Standar kualitas terbaik dari udara mengacu pada Indeks Standar Pencemaran Udara atau ISPU. Indeks Standar Pencemar Udara adalah angka yang tidak mempunyai satuan yang menggambarkan kondisi kualitas udara ambien di lokasi dan waktu tertentu yang didasarkan kepada dampak terhadap kesehatan manusia, nilai estetika dan makhluk hidup lainnya. ISPU ditetapkan dengan cara mengubah kadar pencemar udara yang terukur menjadi suatu angka yang tidak berdimensi.
Parameter kualitas udara yang dihirup oleh masyarakat terbagi atas 5 kategori penting, yaitu :
- Kategori Baik dengan rentang nilai 0 - 50. Artinya udara yang dihirup tidak memberikan efek buruk bagi manusia, hewan dan tumbuhan.
- Kategori Sedang dengan rentang nilai 51 - 100. Artinya udara yang dihirup tidak memberikan efek buruk bagi manusia dan hewan, tapi tumbuhan yang sensitif dapat terpengaruhi.
- Kategori Tidak Sehat dengan rentang nilai 101 - 199. Artinya, udara yang kualitasnya sudah merugikan manusia dan hewan yang sensitif. Tumbuhan juga mengalami kerusakan dan nilai estetika yang terganggu.
- Kategori Sangat Tidak Sehat dengan rentang nilai 200 - 299. Artinya udara sudah merugikan kesehatan pada beberapa wilayah populasi.
- Kategori Berbahaya dengan rentang nilai diatas 300. Artinya tingkat kualitas dari udara sudah berbahaya dan dapat menimbulkan dampak kesehatan yang serius.
Kualitas Udara Buruk, Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Perlu diketahui bahwa parameter kualitas udara suatu wilayah berbeda-beda. Saat ini parameter kualitas udara di Indonesia terkhusus di Jakarta memang berada di kategori tidak sehat dan perlu perhatian lebih untuk segera diatasi. Sembari dijalankannya prosedur oleh yang pihak yang berwenang, sebagai masyarakat dapat melakukan usaha untuk mengurangi kemungkinan untuk membuat parameter kualitas udara menjadi lebih buruk. Walaupun sudah terlambat, usaha sekecil apapun pasti tetap dapat membuahkan hasil apalagi jika dilakukan secara konsisten.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko parameter kualitas udara menjadi lebih buruk adalah salah satunya dengan menggunakan transportasi umum ketika bepergian. Salah satu faktor penyebab polutan berasal dari asap kendaraan. Sudah saatnya sebagai masyarakat memiliki kesadaran untuk beralih ke transportasi umum atau menggunakan transportasi ramah lingkungan. Apalagi saat ini fasilitas transportasi umum sudah memadai serta segala jenis transportasi umum sudah sangat mudah dijangkau. Jika menempuh jarak dekat, kamu juga bisa menggunakan sepeda atau berjalan kaki. Dengan menerapkan hal ini, kamu sudah berkontribusi untuk menjaga parameter kualitas udara serta lingkungan.
Jangan lupa untuk tetap waspada dan menjaga kesehatan, ya!