Dalam dunia pemasaran yang semakin kompetitif, taktik marketing yang berhasil tidak hanya bergantung pada produk atau layanan yang ditawarkan, tetapi juga pada pemahaman mendalam tentang psikologi para pembeli. Psikologi marketing memainkan peran penting dalam meraih perhatian dan minat pelanggan. Nah, dalam artikel ini, kita akan menjelaskan bagaimana memahami dan memanfaatkan psikologi pembeli dapat membantu memenangkan strategi marketing. Let’s Go!
Penjelasan Psikologi Marketing
Singkatnya, psikologi marketing adalah sebuah taktik. Nah, taktik ini menerapkan pendekatan yang menghipnotis psikis konsumen untuk membuat mereka tertarik hingga akhirnya membeli produk atau jasa yang kita miliki. Psikologi marketing juga dapat diartikan sebagai studi tentang perilaku konsumen, preferensi, dan keputusan pembelian. Ini melibatkan pemahaman tentang bagaimana manusia berpikir, merasa, dan bertindak saat berhadapan dengan produk atau layanan yang ditawarkan.
Mengapa psikologi marketing penting? Karena dalam menghadapi banyak pilihan di pasar, pelanggan cenderung membuat keputusan yang didasarkan pada faktor-faktor psikologis seperti emosi, persepsi, dan kepercayaan. Dengan tahu psikologi marketing, kita bisa menciptakan taktik pemasaran produk yang bisa mensugesti keputusan pembelian pelanggan. Bisa menurut harga, kemudahan, atau hal yang berkaitan dengan emosi pelanggan.
5 Tips Maksimalkan Psikologi Marketing
1. Fomo - Buat kesan orang harus membeli segera produk kamu
FOMO atau Fear of Missing Out adalah sebuah ungkapan yang mendeskripsikan seorang yg takut tertinggal warta modern yang tengah ramai diperbincangkan. Salah satu model penerapan berdasarkan taktik ini merupakan berupa iklan produk pada sosial media yg menyematkan kata-kata, “Jangan kelewatan! Edisi sepatu terbatas hanya ada untuk 100 orang pertama!”. Dengan adanya penegasan berupa ‘edisi terbatas’ bisa mendorong konsumen buat segera merogoh tindakan supaya nir melewatkan kesempatan tersebut.
2. Scarcity - Buat produkmu langka
Scarcity berawal dari bahasa dasar dalam bahasa Inggris yaitu “scarce” atau jika diterjemahkan pada bahasa Indonesia itu merupakan langka. Scarce sendiri secara sederhananya diartikan sebagai waktu sebuah syarat berada dalam suatu yang langka. Dalam psikologi marketing, teknik ini mempunyai tujuan buat menyebabkan rasa kehilangan dan takut, yang maksudnya merupakan waktu ketersediaan sebuah komoditas terasa langka dan terbatas.
Beberapa contoh penerapan scarcity dalam pemasaran, seperti: Batasan Waktu, Limited Edition atau Special Edition.
3. Charm pricing - Pakai angka 9 pada harga produkmu
Charm pricing, juga dikenal sebagai "harga pesona" atau "pricing ending in .99," adalah strategi harga di mana harga produk atau layanan diakhiri dengan angka yang berakhir dengan 9. contohnya Rp. 99.999.
Strategi ini dianggap sebagai charm pricing, yaitu melibatkan nomor 9 pada memilih harga. Pada model kasus, apabila tersaji 2 barang berbeda, contohnya barang A mempunyai harga Rp100.000 dan barang B mempunyai harga Rp99.999, konsumen cenderung menentukan barang B yang dievaluasi lebih murah satu digit. Padahal, ke 2 barang tadi mempunyai perbandingan harga yang sangat tipis. Jadi, apabila ingin menaikkan pembelian produk atau jasa, kita sanggup memanfaatkan taktik ini menggunakan cara mengurangi satu digit menurut harga normal.
4. Social proof - Yakinkan calon pembelimu
Memberikan social proof pada calon pelanggan merupakan keliru satu teknik marketing yang biasa dilakukan. Banyak orang yang keputusannya ditentukan oleh apa yang pertama kali mereka lihat mengenai usaha Anda. Social proof adalah media marketing yang efektif pada taktik menaikkan konversi penjualan.
Pernahkah kamu menetapkan buat membeli suatu produk lantaran sehabis membaca review baik berdasarkan pelanggan lain? Hal inilah yang dikenal menggunakan pengaruh berdasarkan social proof, yaitu kenyataan psikologis pada mana calon pelanggan mau menetapkan buat membeli produk lantaran dari pengalaman baik berdasarkan pelanggan lainnya. Review yg baik bisa menciptakan pelanggan baru lebih konfiden supaya mau membeli produk.
5. Membership - Berikan diskon khusus bagi mereka pelanggan setiamu
"Membership" merujuk pada konsep atau strategi yang melibatkan pembentukan hubungan eksklusif antara merek atau perusahaan dengan konsumen atau pelanggan. Contoh dari strategi keanggotaan dalam psikologi marketing termasuk program loyalitas pelanggan seperti "Anggota Platinum" atau "Keanggotaan VIP" di mana anggota mendapatkan manfaat eksklusif, serta komunitas online yang dibangun di sekitar merek tertentu di mana anggota dapat berinteraksi, berbagi pengalaman, dan memberikan umpan balik.
Yaps, itulah penjelasan mengenai psikologi marketing. Oh iya, materi artikel ini adalah sebagian kecil dari hal-hal seru lainnya mengenai marketing yang akan dipelajari ketika kamu berkuliah di jurusan Manajemen. Yuk, cari tahu informasi selengkapnya mengenai Manajemen Universitas Bakrie!