Istilah Bioteknologi Pangan mungkin masih terdengar asing bagi sebagian besar orang. Meski belum banyak yang mengetahui tentang bioteknologi pangan lebih lanjut, faktanya sekarang kita telah merasakan manfaatnya secara langsung tanpa disadari. Bioteknologi Pangan bukanlah sekedar istilah ilmiah saja, melainkan sebuah konsep yang telah membentuk bagian integral dari sistem pangan global.
Penasaran mengenai hal ini lebih lanjut? Simak selengkapnya!
Kenalan dengan Pengertian Bioteknologi Dulu, Yuk!
Bioteknologi merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana cara memanfaatkan makhluk hidup seperti jamur, bakteri, virus, dan produk dari makhluk hidup seperti enzim dan alkohol untuk membuat barang atau layanan.
Dalam bidang bioteknologi, prinsip ilmiah diterapkan dengan menggunakan makhluk hidup untuk menghasilkan produk atau layanan yang bermanfaat bagi manusia. Bioteknologi didukung oleh berbagai ilmu lain, termasuk biokimia, mikrobiologi, teknik kimia, biologi sel, dan enzimologi.
Bioteknologi dibagi menjadi dua jenis, yaitu Bioteknologi Konvensional dan Bioteknologi Modern. Bioteknologi konvensional atau yang lebih dikenal sebagai bioteknologi sederhana, sering menggunakan proses sederhana dan bahan yang mudah didapatkan di sekitar. Salah satu contohnya adalah penggunaan ragi yang mengandung jamur atau bakteri tertentu. Penggunaan bioteknologi sederhana ini pada umumnya menggunakan biaya yang lebih terjangkau.
Selanjutnya, bioteknologi modern merupakan hasil perkembangan ilmiah di mana peneliti menggunakan prinsip-prinsip ilmiah yang diperoleh dari penelitian. Bioteknologi jenis ini melibatkan rekayasa DNA atau manipulasi genetika dan dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan manusia, seperti pangan, peternakan, kesehatan, pengobatan, dan pertanian.
Apa Saja Bentuk dari Bioteknologi Pangan?
Bioteknologi konvensional maupun bioteknologi modern dalam bidang pangan telah menciptakan berbagai produk makanan yang dapat dinikmati saat ini. Lalu apa saja ya contoh produk pangan yang dapat dihasilkan melalui Bioteknologi Pangan?
1. Bioteknologi Konvensional
Melalui bioteknologi konvensional, susu dapat diolah menjadi berbagai produk turunan seperti yoghurt, keju, tempe, cuka dan lain-lain melalui proses fermentasi yang dibantu oleh mikroorganisme.
Selain itu, kamu juga bisa melihat pada proses pembuatan tape dimana terdapat proses menaburkan ragi ke permukaan singkong dan mendiamkannya selama tiga hari. Proses tersebut membutuhkan bantuan mikroorganisme berupa jamur. Tentunya, setiap produk yang dihasilkan membutuhkan mikroorganisme yang berbeda dan menjalani treatment khusus dalam pembuatannya masing-masing.
2. Bioteknologi Modern
Melalui bioteknologi modern, digunakan rekayasa genetika dan alat-alat yang canggih untuk menghasilkan produk di bidang pangan. Contohnya pada padi transgenic yang merupakan varietas padi yang telah melalui proses modifikasi genetik untuk meningkatkan kualitas dan hasil produksi.
Selain itu, terdapat juga biofortifikasi yang merupakan upaya untuk mengembangkan produk pangan dengan tambahan gizi seperti jagung yang mengandung asam amino esensial dan kacang hijau yang mengandung zat besi. Tidak hanya itu, terdapat juga produk pangan kaya biotik, teknologi RNA Interference, dan lain-lain.
Produk atau bahan pangan dari proses Bioteknologi Pangan tersebut ada yang dapat dikonsumsi secara langsung namun ada pula yang masih perlu diolah lebih lanjut untuk menghasilkan produk olahan pangan dengan nilai jual tinggi.
Produk makanan Bioteknologi Pangan tentunya dibuat berdasarkan penelitian, sehingga keamanannya telah teruji dan layak dikonsumsi. Bahkan, kebanyakan dari produk tersebut memiliki nilai gizi yang baik dan masa kadaluwarsa yang lebih panjang. Bioteknologi Pangan juga sangat bermanfaat jika digunakan untuk kegiatan bisnis, karena berbagai produknya ini memiliki nilai jual yang tinggi.