Ilmu Design Thinking menjadi salah satu materi perkuliahan unggulan yang dipelajari dalam Prodi Manajemen Universitas Bakrie. Prodi Manajemen Universitas Bakrie menjadi satu-satunya jurusan yang menerapkan pembelajaran ilmu Design Thinking, lho! Ilmu ini akan sangat berguna bagi para mahasiswa yang akan meniti karir di dalam suatu korporasi hingga menjalankan bisnis start-up nantinya.

Apa sih Design Thinking itu?

Pengertian Design Thinking menurut “Interaction Design Foundation” adalah proses berulang yang dilakukan seseorang untuk memahami pengguna. Dalam praktiknya juga terjadi beragam proses seperti mempertanyakan asumsi, mengartikan ulang konteks permasalahan dalam upaya menciptakan strategi dan mengubahnya menjadi solusi.  

Nah, proses Design thinking ini meliputi analisis konteks dalam rangka penemuan dan pembingkaian masalah yang rumit. Proses ini akan membuat seseorang untuk mempertanyakan masalah, asumsi, dan juga hubungan.

Selanjutnya, analisa masalah tersebut akan memacu seseorang untuk membuat ide dan solusi dengan cara berpikir yang kreatif yang akrab dikenal dengan istilah brainstorming.

Proses Design Thinking juga melibatkan seseorang dalam bereksperimen untuk membuat sketsa, model ataupun prototipe, menguji dan mengevaluasi. Nantinya, media-media pemodelan ini akan diuji dan dievaluasi.

Baca juga: Tertarik Kuliah Jurusan Manajemen? Baca Ini Dulu Yuk!

Tahapan Design Thinking  

1. Empathize

Yaps, tahap pertama Design Thinking dimulai dengan mendapatkan pemahaman empati tentang masalah yang sedang hendak diselesaikan. Proses ini memungkinkan pemikir desain untuk mengesampingkan asumsi pribadi dalam upaya mendapatkan wawasan tentang pengguna dan kebutuhannya. Proses ini biasanya dilakukan dengan mengumpulkan informasi seperti wawancara.

Adapun lebih lengkapnya, empathize dilakukan melalui tiga cara, yaitu observe, engage, dan immerse. Observe dilakukan dengan mengamati masalah pengguna ketika bekerja lewat ekspresi, gesture, maupun kata-kata. Engage adalah berinteraksi dengan diskusi bersama beberapa pengguna lain terkait masalah yang sama. Immerse dilakukan lewat pengalaman sendiri, yakni memposisikan diri dalam konteks tersebut sehingga tahu masalah tersebut.

2. Define

Tahap kedua adalah Define. Dalam tahap ini, seorang pemikir desain bisa mengumpulkan informasi yang sudah dikumpulkan pada tahap Empathize.

Pada tahap ini proses pengindentifikasian masalah utama terjadi. Berdasarkan data yang telah kita dapatkan dari tahap empathize, kita dapat mulai mendefinisikan insight dan pola-pola masalah  yang muncul.

Tahap ini akan membantu pemikir desain dalam membuat fitur dan fungsi yang memungkinkan untuk memperbaiki masalah, atau setidaknya membantu pengguna memecahkan masalahnya sendiri.

3. Ideate

Nah, tahap ketiga dalam proses Design Thinking adalah ideate atau tahap mulai menghasilkan ide. Pada tahap ini, pemikir desain akan membuat mind-map untuk memikirkan solusi yang ditawarkan untuk menghadapi masalah yang ada. 

Pada akhir tahap ini, pemikir desain harus memilih teknik pembuatan ide lain untuk memudahkan dalam meneliti dan menguji ide-ide, sehingga dapat menemukan cara terbaik pemecahan masalah atau menyediakan hal-hal antisipasi kegagalannya.

4. Prototype

Pada tahap ini, pemikir desain akan memvisualisasikan solusi yang terpilih menjadi bentuk nyata atau miniaturnya agar mengetahui apakah solusi yang ada sudah dapat menyelesaikan permasalahan pengguna. Nah, ini dikenal dengan prototyping.

Proses ini membantu representasi visual dari solusi agar menjadi konkrit dan bisa diindera. Di proses inilah, ide akan dibuat menjadi kenyataan. Prototype yang dibuat tidak harus sempurna, karena akan di-test dan akan diperbaiki terus-menerus.

Pada akhir tahap ini, pemikir desain akan memiliki gagasan yang lebih baik tentang kendala dan masalah pada produk, serta memiliki pandangan yang lebih jelas tentang bagaimana seharusnya pengguna bertindak dan berpikir.

5. Test

Tahap terakhir dalam proses Design Thinking adalah Test. Pemikir desain menguji secara ketat seluruh produk menggunakan solusi terbaik yang telah diidentifikasi.

Prototype yang telah dibuat diuji coba untuk mendapatkan umpan balik terkait solusi yang dibuat. Test dilakukan untuk memeriksa apakah solusi yang diberikan benar-benar menjawab kebutuhan user. Berbagai jenis testing dapat dilakukan untuk mendapatkan feedback nyata.

Bahkan pada tahap ini, perubahan dan perbaikan dilakukan untuk menghilangkan solusi masalah dan mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang produk dan penggunanya.

Mengapa Harus Design Thinking?

Dalam dunia bisnis, Design Thinking sudah digunakan banyak perusahaan di seluruh dunia seperti Apple, Samsung, Google, Nike untuk mengembangkan produk, layanan, proses kerja, dan model bisnis. Karena prosesnya terbukti mampu menghasilkan inovasi, bersifat out of the box, dan menguntungkan dari sisi bisnis.

Berdasarkan riset dari Mc Kinsey&Company, perusahaan-perusahaan yang konsisten menerapkan Design Thinking mengalami pertumbuhan penghasilan sebanyak 10% secara intensif dibandingkan rata-rata perusahaan 3-6% sepanjang tahun 2018-2022.

Design Thinking menggunakan pendekatan yang berpusat pada manusia (human centered design), karena fokusnya adalah membantu pelanggan mengatasi masalahnya dan mencapai tujuan yang diinginkan. Hal inilah yang menjadikannya berbeda dengan pendekatan-pendekatan lain yang berbasis teknologi dan pesaing.

Nah, dengan menjadi mahasiswa Program Studi Manajemen di Universitas Bakrie kamu akan mempelajari ilmu Design Thinking secara lebih mendalam dengan dukungan dosen-dosen yang berpengalaman di bidangnya. Yuk, kunjungi www.bakrie.ac.id untuk dapatkan informasi dan berita mengenai Prodi Manajemen Universitas Bakrie!