Udah punya CV dan portofolio yang stand out, lalu lolos ke tahap interview? Inilah saatnya untuk menunjukkan bahwa kamu paling unggul di antara kandidat lainnya. Salah satu caranya adalah punya persiapan interview yang matang. Berikut tipe-tipe pertanyaan interview favorit rekruter yang bisa jadi contekanmu!

Mari kita langsung simak contekannya biar proses wawancara makin mantap.

Kolaborasi Konten Universitas Bakrie bersama RevoU

1. Riset Perusahaan

Dalam melihat seberapa siap kandidat di tahap wawancara, pewawancara seringkali melihat dari hasil risetnya terhadap perusahaan. Mulai dari produk, latar belakang perusahaan, CEO atau founder-nya, dan hal-hal yang disukai kandidat terhadap perusahaan tersebut.

Contoh pertanyaan:

  • Apa yang kamu ketahui tentang perusahaan?
  • Pernah pakai produk/jasa kami? Gimana pengalamannya?
  • Kenapa kamu tertarik dengan perusahaan ini?

Saat ditanyakan hal yang spesifik tentang industri atau produknya seperti di atas, rekruter mengharapkan jawaban yang mendalam dan bukan hal-hal yang umum. Rekruter akan menganggap kandidat tidak melakukan riset yang mendalam bila jawabannya terlalu umum.

Baca juga Cara Menjawab Pertanyaan Wawancara Ceritakan Tentang Diri Anda

2. Kecocokan dengan Perusahaan

Pertanyaan wawancara yang berhubungan dengan kecocokan dengan perusahaan, biasanya bertujuan untuk menggali lebih dalam kemampuan, pengalaman, dan kepribadian kandidat dalam situasi kerja. Dari informasi tersebut, rekruter bisa membayangkan kecocokan kandidat dengan kultur bekerja perusahaan.

Contoh pertanyaan:

  • Apa pengalaman yang bisa kamu highlight?
  • Bagaimana kamu beradaptasi ketika pindah ke industri yang baru?
  • Kamu lebih suka bekerja yang seperti apa?
  • Apa project paling menantang menurut kamu?
  • Gimana cara kamu develop diri sendiri?

Pertanyaan-pertanyaan di atas juga bertujuan untuk menyesuaikan kandidat dengan value perusahaan. Selain itu, rekruter juga coba menggali proses berpikir, misi pribadi, dan juga cara kandidat menyelesaikan masalah.

3. Kemampuan Kerja di Tim

Kemampuan kerja di tim merupakan salah satu hal penting dalam mencari kandidat kerja. Tapi pertanyaan wawancara untuk melihat kemampuan kandidat di dalam tim, terkadang terselubung dalam pertanyaan lain. Contohnya kegiatan atau hobi, struktur atau kultur kerja di perusahaan sebelumnya, atau cerita pengalaman dengan teman-teman kerja sebelumnya. 

Contoh pertanyaan:

  • Kegiatan apa yang paling kamu suka?
  • Gimana cara kamu membangun koneksi dengan team atau atasan kamu?
  • Struktur kerja di perusahaan sebelumnya? Peran di posisi sebelumnya?
  • Ceritakan pengalaman paling gak enak saat berhubungan sama teman-teman kerja di perusahaan sebelumnya. Gimana kamu menghadapi situasinya?

Terkadang rekruter menanyakan pertanyaan kasual seperti kegiatan apa yang paling kamu suka untuk membuat kandidat lebih tenang dan santai. Saat kondisi ini, rekruter mencoba untuk mengeluarkan sisi kepribadian dan skill berkomunikasi kandidat, baik itu positif maupun negatif. Tapi ingat untuk selalu menjaga sikap profesional saat ditanyakan pertanyaan-pertanyaan kasual oleh rekruter. 

4. Keterbukaan terhadap Kritik

Kritik merupakan salah satu hal yang sulit diterima saat bekerja, walaupun kritikan bersifat positif dan membangun. Untuk menggali keterbukaan kandidat terhadap kritik, rekruter memulai dengan proyek-proyek yang sudah dilakukan dan feedback dari orang-orang disekitar kandidat. Selain itu, rekruter juga menanyakan tentang masukan atau keluhan dari user yang memakai atau membeli produk/jasa.

Contoh pertanyaan:

  • Apa dampak dari project yang kamu kerjakan? Gimana feedback orang-orang di sekeliling kamu?
  • Kalau kamu bekerja di sini dan ada beberapa skill/tools yang belum kamu pelajari, apa yang bisa kamu lakukan?
  • Ketika ada masukan/keluhan dari user, apa yang bisa kamu lakukan untuk menghadapinya?
  • Apa kritik paling pedas yang pernah kamu terima? Gimana kamu memandang itu?

Selain melihat masukkan dan kritik dari supervisor, rekruter juga terkadang memberikan case study untuk melihat respon kandidat terhadap situasi tersebut. 

5. Kemampuan Memimpin

Kemampuan memimpin tidak hanya untuk memimpin sebuah tim, tapi juga memimpin diri sendiri. Hal ini dilihat dari cari kandidat mengelola waktu, dan menjadi salah satu pertanyaan favorit rekruter saat mencari tau tentang kemampuan memimpin. Untuk posisi yang lebih tinggi, pastinya akan berhubungan dengan gaya kepemimpinan dan cara menghadapi masalah sebagai tim. 

Contoh pertanyaan:

  • Gimana cara manage waktumu?
  • Selama gap year ini kamu ngapain aja? 
  • Dalam suatu waktu kamu diminta memimpin sebuah rapat. Hal apa yang pertama kali akan kamu bahas?
  • Pernah menghadapi suatu permasalahan saat memimpin tim? Apa yang kamu lakukan?

Pastikan untuk menjawab dengan jujur, karena rekruter bisa mengetahui bila jawabannya dibuat-buat. Bila posisi kamu sudah lumayan tinggi dan harus memimpin sebuah tim, pastikan untuk merefleksikan seluruh pengalaman dan pencapaian kamu sebagai tim. 

6. Manajemen Konflik

Pertanyaan manajemen konflik ditanyakan untuk melihat bagaimana kandidat bisa menghadapi tekanan, masalah, dan strategi mencari solusi. Selain ini, rekruter (HRD maupun user) menggunakan pertanyaan ini untuk melihat apakah strategi dan watak kandidat cocok dengan kultur perusahaan.

Contoh pertanyaan:

  • Deskripsikan diri kamu ketika kamu lagi menghadapi tekanan
  • Ceritakan pengalaman ketika kamu ketemu dengan masalah. Gimana kamu menghadapi situasi itu?
  • Misalnya, ide kita dan kompetitor sama. Tapi, kompetitor launch ide tersebut lebih dulu. Apa yang akan kamu lakukan?

7. Kemampuan Teknikal

Pertanyaan kemampuan teknikal pasti akan ditanyakan saat wawancara, apalagi saat interview dengan user. Pastikan mempersiapkan diri untuk pertanyaan teknikal tentang case study dan tantangan yang biasa dihadapi di industri tersebut. Selain itu, juga siapkan bekal untuk pertanyaan tentang penguasaan tools yang biasa digunakan, dan juga skill yang kamu kuasai. 

Tipe jawaban kemampuan teknikal tergolong panjang dan membutuhkan waktu untuk menjelaskan secara detil. Untuk menghindari penjelasan yang tidak terstruktur, buatlah poin-poin jawabanmu secara tertulis sebelum menjawab. Maka dari itu, lebih baik siapkan alat tulis untuk membantu menstruktur pikiranmu sebelum menjawab pertanyaan yang sulit.

Artikel di atas merupakan bentuk kolaborasi RevoU bersama Universitas Bakrie, kampus ramah prestasi dengan metode pembelajaran Experiantial Learning yang memungkinkan para lulusannya siap terjun langsung ke dunia industri. 

 

Yuk cari tahu informasi selengkapnya di Instagram @ubakriekampus atau kunjungi laman https://www.bakrie.ac.id/