Tak hanya nilai IPK saja, dalam melamar kerja banyak yang menjadi pertimbangan. Salah satunya hard skill dan soft skill yang dimiliki oleh pelamar adalah hal penting yang akan dilihat oleh rekruter. Yuk, lihat pentingnya hard skill dan soft skill untuk kamu yang mau melamar kerja!

Kolaborasi konten Universitas Bakrie bersama RevoU

Definisi Hard Skill dan Soft Skill

Hard skill merupakan keterampilan atau keahlian yang bisa diukur, bersifat teknis, dan identik pada kemampuan intelijen (IQ). Biasanya, hard skill dapat diperoleh melalui program pendidikan atau pelatihan formal dan hasilnya bisa dilihat dalam bentuk sertifikasi, nilai, dan gelar kuliah. Beberapa contohnya:

  • Akuntansi
  • Marketing/Digital Marketing
  • Manajemen bisnis
  • UI/UX Design
  • Operasi perbankan
  • Desain
  • People management
  • Copywriting

Berbeda dengan hard skill, soft skill merupakan keterampilan atau keahlian yang cenderung subjektif dan tidak bisa terkuantifikasi. Keahlian soft skill cenderung berdampak pada produktivitas, interaksi interpersonal, dan identik pada kecerdasan emosional (EQ). Beberapa contohnya:

  • Leadership
  • Communication
  • Problem solving
  • Critical thinking
  • Creative thinking
  • Teamwork
  • Persuasion
  • Innovation
  • Time management

Contoh hard skill dan soft skill pun beragam dan bervariasi di setiap individu, tapi seluruh keterampilan ini dapat diasah dan dikembangkan dengan berjalannya waktu dan minat kamu. 

Pentingnya Hard Skill dan Soft Skill

Pada dasarnya, hard skill maupun soft skill tidak lebih baik antara satu dan lainnya. Dibutuhkan keduanya untuk berjalan beriringan dan menunjang satu sama lain untuk bisa menghasilkan kerja yang memuaskan.  

Selain itu, banyak perusahaan juga melihat dari kedua skill dari seorang kandidat untuk mengidentifikasi apakah mereka fleksibel, mudah beradaptasi dengan berbagai perubahan, dan cocok dengan kultur perusahaan. 

Contohnya, kamu sudah mahir desain tapi tidak bisa menjelaskan hasil desainnya dalam bentuk presentasi ke klien. Selain skill desain, seorang designer juga membutuhkan keterampilan presentasi, komunikasi, dan persuasi yang kuat juga dalam bekerja. 

Soft Skill dan Hard Skill Saat Melamar Kerja

1. Sesuaikan CV dengan posisi lowongan dan skill

Sebelum membuat atau mengedit CV, pastikan baca dengan detil deskripsi lowongan kerja atau magang. Identifikasi kualifikasi, tugas, hard skill yang dibutuhkan, dan tanggung jawab pekerjaan, karena poin-poin tersebut akan dimasukkan ke dalam CV secara spesifik. Ini adalah satu strategi utama yang terkadang terlewat. Perekrut akan mencari kandidat sesuai dengan kriteria yang tertera, jadi calon-calon kandidat juga harus cerdik.

Untuk menjelaskan keterampilan atau skill, cobalah buat menjadi beberapa kategori seperti technical skill, tools digital, soft skills, bahasa yang dikuasai, dan kompetensi tambahan. Untuk bahasa yang dikuasai, lebih baik ada bentuk sertifikasinya dan jelaskan level keahliannya (Beginner, intermediate, proficient, fluent, dan juga native).

2. Tonjolkan skill di LinkedIn

Tonjolkan skill di LinkedIn dibagian headline, pengalaman, dan summary. Dibagian headline, coba highlight jabatan pekerjaan dan keterampilan teknis (hard skill).

Contohnya:

  • Jelaskan status pekerjaan sekarang dan nama perusahaan/institusi.
  • Jika kamu masih menempuh pendidikan, kamu juga bisa menuliskannya siswa jurusan/bidang spesialisasi dan institusi pendidikannya. 
  • Selain itu, kamu bisa menambahkan spesialisasi atau keterampilan hard skill yang dimiliki.

Dibagian pengalaman, jangan lupa untuk tonjolkan hard skill yang digunakan, jelaskan secara detail, dan beserta pencapaiannya. 

Sedangkan di bagian summary/about me, berikanlah kesan positif yang memperlihatkan karakteristik dan soft skill-mu.  Baik itu soft-skill yang kamu dapatkan sejak bergabung di organisasi kampus, hingga keahlian tertentu yang kamu kuasai setelah lama bekerja.

Dengan cara ini, rekruter akan lebih mudah mencari kandidat yang sesuai dengan kriteria mereka dan kamu akan lebih cepat masuk ke radar mereka. 

3. Saat wawancara kerja

Kedua skill akan diuji saat wawancara kerja. Wawancara dengan HRD akan cenderung lebih melihat ketertarikan terhadap lowongan kerja, karakteristikmu, dan mengenalmu lebih jauh. Pertanyaan wawancara akan condong ke pertanyaan tentang “Ceritakan diri anda” dan kelebihan atau kekuranganmu.

Sedangkan saat wawancara dengan user, technical skill akan lebih diuji. User berani menanyakan tentang hal teknis yang berhubungan dengan hard skill seperti pertanyaan case study yang berhubungan dengan kondisi perusahaan yang dilamar, masukkan untuk perusahaan dilamar, tantangan dan juga pencapaian yang dialami di perusahaan sebelumnya. 

Artikel di atas merupakan bentuk kolaborasi RevoU bersama Universitas Bakrie, kampus ramah prestasi dengan world class quality education, yang memungkinkan para lulusannya siap terjun langsung ke dunia industri. Yuk cari tahu informasi selengkapnya di Instagram @ubakriekampus atau kunjungi laman https://www.bakrie.ac.id/