Hai kawan! Apakah kamu generasi yang main playstation dengan memanfaatkan layar atau televisi sebagai tempat untuk menampilkan karakter yang muncul? Sini ngumpul! Era perkembangan teknologi sudah semakin maju, kini bermain video games di playstation atau sejenisnya sudah dapat menggunakan sebuah teknologi yang bernama VR atau Virtual Reality.

Saat ini di Indonesia, virtual reality mulai mendapatkan pasarnya di tengah masyarakat. VR tidak hanya digunakan untuk bermain games, melainkan juga untuk metode atau model belajar zaman sekarang. 

Bahkan, teknologi VR ini sudah banyak diterapkan sampai ke level anak usia dini. Yaps, VR kerap digunakan sebagai pengenalan awal berbagai jenis binatang, wisata, makanan, dan lainnya lewat kemampuan animasi 3 Dimensi (3D), tanpa harus berkunjung untuk melihat langsung. 

Penasaran untuk mengenal lebih jauh tentang virtual reality ini? Ikuti terus artikel ini ya. So, Let’s get started!

Kenalan dengan Teknologi Virtual Reality

Virtual reality (VR) atau dalam istilah Indonesia juga dikenal dengan realitas maya merupakan sebuah teknologi komputer yang dapat membuat pengguna mampu untuk berinteraksi dengan lingkungan di dalam dunia maya yang disimulasikan, sehingga terasa seperti di dalam lingkungan tersebut. 

Pengalaman sesungguhnya dari sebuah virtual reality (VR)  adalah ketika didukung dengan alat-alat penunjang seperti VR headset (berguna untuk monitor kepala pengguna dan melihat dunia Virtual Reality), glove (berguna untuk menggerakkan tangan dan mengirim informasi gerakan kita dalam dunia nyata ke dunia Virtual Reality), dan walker (berguna untuk memonitor pergerakan kaki dari dunia nyata ke dunia Virtual Reality). 

Elemen-elemen penting yang terdapat dalam Virtual Reality, antara lain:

1. Virtual world

Elemen ini adalah yang utama, yakni lingkungan simulasi berbasis komputer yang dapat membuat avatar pribadi sehingga pengguna bisa menjelajahi dunia maya. Pengguna menggunakan avatar dalam bentuk screenplay atau script.

2. Immersion

Elemen kedua tidak kalah penting yakni membuat pengguna mampu merasakan berbagai sensasi di dalam dunia maya bagaikan yang dirasakan di dunia nyata. Immersion terbagi menjadi 3 kategori, yaitu:

  1. Metal Immersion, di mana pengguna bisa merasakan kehidupan yang nyata di dalam dunia virtual.
  2. Physical Immersion, di mana pengguna bisa merasakan bahwa fisiknya berada di dalam suasana virtual world.
  3. Mentally Immersion, di mana pengguna merasakan sensasi untuk larut di dalam virtual world.
  4. Sensory feedback

Elemen ini bertugas untuk menyampaikan virtual world bisa dirasakan ke indera penggunanya. Lewat elemen ini, pengguna dapat mendengar, melihat, dan merasakan sentuhan yang dibuat di dunia virtual.

3. Sensory feedback

Elemen ini bertugas untuk menyampaikan virtual world bisa dirasakan ke indera penggunanya. Lewat elemen ini, pengguna dapat mendengar, melihat, dan merasakan sentuhan yang dibuat di dunia virtual.

4. Interactivity

Sedangkan elemen terakhir berfungsi untuk merespon aksi atau keberadaan dari pengguna lewat objek yang ada di dunia virtual.

Cara kerja Virtual Reality (VR) memvisualisasikan video yang tersambung ke VR melalui HDMI. Gambar diproyeksikan melalui lensa khusus dengan software VREAM. Kemudian, secara tidak sadar alam bawah sadar otak kita akan mencoba membiasakan diri dengan gambar proyeksi tersebut hingga merasa sedang berada di dunia nyata. Namun, efek samping jika menggunakan VR dalam waktu yang lama dan berlebihan dapat menyebabkan mual dan pusing kepala.

Sejarah Virtual Reality

Pada awalnya teknologi ini seperti Peta Bioskop Aspen atau Aspen Movie Map, yang diciptakan oleh MIT pada tahun 1977-1978. Programnya adalah suatu simulasi kasar tentang kota Aspen di Colorado, dimana para pemakai bisa mengembara dalam salah satu dari tiga gaya yaitu musim panas, musim dingin, dan poligon. Teknologi ini berbasis pada foto yang dipotret mengikuti pergerakan setiap musimnya.

Kemudian, pada tahun 1980, istilah Virtual Reality mulai muncul berkat Jaron Lanier. Lanier mendirikan perusahaan VPL Riset pada tahun 1985. Sebenarnya VR sudah dikembangkan cukup lama, tepatnya mulai dari tahun 1800-an. 

Setelah mengalami riset dan pengembangan dari tahun ke tahun, kini VR bisa dinikmati secara luas dengan harga yang ekonomis, menggunakan peralatan berkualitas tinggi dan mudah diakses. Virtual reality bekerja dengan memanipulasi otak manusia. Sehingga, virtual reality juga dapat diartikan sebagai upaya proses penghapusan dunia nyata di sekeliling manusia, kemudian menggiring pengguna untuk masuk ke dunia virtual.

Pemanfaatan Teknologi VR

Saat ini Virtual Reality sudah banyak digunakan di berbagai bidang. Hal ini dikarenakan Virtual Reality dianggap dapat membantu urusan pekerjaan di bidang-bidang tertentu. Berikut beberapa contoh bidang yang menggunakan Virtual Reality, antara lain:

1. Bidang kedokteran dan medis

Dalam bidang kedokteran teknologi virtual reality sangat bermanfaat untuk melakukan sebuah simulasi suatu operasi kepada seorang pasien, serta pembelajaran di bidang medis. Virtual Reality juga dapat dimanfaatkan untuk mengetahui perkembangan sebuah penyakit, mendiagnosa penyakit, dan pengkajian teknik perawatan yang lebih tepat.

2. Bidang militer

Dalam bidang militer, Virtual Reality digunakan untuk latihan para tentara untuk berperang di dunia virtual. Latihan yang ada pun sangat beragam, mulai dari menembak, mengendarai kendaraan, hingga latihan terjun payung. Para tentara akan mendapatkan pengalaman yang mengagumkan dan menarik untuk bersiap-siap berperang di kemudian hari. Cara ini juga dinilai lebih efektif dan efisien dari sisi biaya latihan perang dan juga resiko-resiko kecelakaan lainnya.

3. Bidang transportasi

Dalam bidang transportasi, Virtual Reality dapat digunakan untuk program simulasi pesawat dalam dunia penerbangan. Cara ini digunakan untuk para calon pilot sebagai latihan menerbangkan pesawat. Sehingga para pilot dapat langsung merasakan suasana ketika menerbangkan pesawat tanpa harus mengemudikan pesawat sungguhan. 

4. Bidang otomotif

Dalam bidang otomotif, virtual reality bermanfaat untuk mendesain mobil dan menampilkan bentuk visual dari mobil yang akan diproduksi serta pengalaman mengemudinya. Contohnya adalah perusahaan mobil Ford yang menggunakan Virtual Reality jenis Oculus Rift Headset untuk mengevaluasi bagian dalam dan luar. 

Apakah kamu tertarik untuk mempelajari lebih dalam tentang dunia virtual reality ini? Dengan bergabung di Prodi Teknik Industri di Universitas Bakrie kamu akan belajar lebih dalam sesuai dengan prinsip-prinsip disiplin ilmu yang mengedepankan metode perkuliahan Experiential Learning, serta didukung juga dengan Laboratorium Teknik Industri dan dosen-dosen yang siap menunjang aktivitas perkuliahan dan penelitian kamu! Tunggu apalagi? Daftarkan dirimu sekarang!