Saat ini peningkatan pesat di bidang internet khususnya dari sisi aksesibilitas mengubah pola hidup masyarakat ya. Kemajuan teknologi dan internet secara langsung membuka peluang bisnis baru, salah satunya adalah e-commerce. Bagi kamu yang gemar berbelanja secara online, tentunya keberadaan e-commerce sudah tidak asing lagi ya. Lewat artikel ini, kita akan sama-sama mengulas apa itu e-commerce, mulai dari pengertian, manfaat, hingga jenis-jenisnya.

 Let’s get started!

Apa itu E-Commerce?

E-commerce (electronic commerce) merupakan transaksi jual-beli yang dilakukan berbasis online dengan menggunakan media elektronik. Dalam dunia perdagangan, e-commerce menghadirkan banyak perubahan, perubahan yang dimaksud adalah kini proses jual-beli tidak lagi seperti pada zaman toko konvensional yakni pertemuan tatap muka. Penjual dan pembeli kini hanya perlu melakukannya secara online. 

Hadirnya e-commerce membuat transaksi menjadi lebih efisien dan cepat. Apalagi dengan integrasi berbagai sistem pembayaran dengan kehadiran teknologi API (Application Programming Interface). Contohnya adalah melalui virtual account atau e-wallet.

Perubahan zaman membuat sarana e-commerce bukan hanya lewat telepon dan televisi saja, tetapi sekarang lebih banyak menggunakan internet. Perlu digarisbawahi, sebagian khalayak salah kaprah tentang marketplace dengan e-commerce. Padahal, marketplace sebenarnya merupakan salah satu model dari e-commerce. Bentuk lain dari e-commerce dapat berupa website atau aplikasi toko online.

Manfaat E-commerce

Tentu kehadiran e-commerce itu memberikan banyak manfaat bagi penjual. Beberapa adalah manfaatnya!

1. Biaya operasional yang lebih murah

Pembuatan toko online menelan biaya yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan gerai atau toko fisik. Dengan hadirnya toko online, pemilik tidak perlu memikirkan biaya sewa gedung, gaji pekerja, tagihan listrik, dan keamanan. Hal ini akan semakin menguntungkan, apabila memiliki e-commerce sendiri, penggunaan API akan menekan biaya untuk mengadakan host to host payment.

Sementara itu, apabila memanfaatkan toko online yang ada di sejumlah marketplace. Pemilik tidak perlu mengeluarkan biaya pengadaan sistem pembayaran, karena sudah difasilitasi langsung oleh penyelenggara marketplace, adapun biaya hanya untuk administrasi yang relatif kecil. 

2. Bisa buka kapanpun

Toko fisik juga ada yang jualan 24 jam,”

Memang benar toko fisik juga dapat beroperasi selama 24 jam penuh. Namun, kembali ke poin sebelumnya, sistem ini akan membutuhkan biaya operasional yang lebih besar, karena harus membayar atau menyewa pekerja. Belum lagi kita berbicara tentang aspek keamanan dan kelalaian di jam-jam rawan. 

Jika menggunakan toko online, toko bisa tetap beroperasi 24 jam, karena sudah terdapat sistem yang menggantikan peran manusia sehingga pembeli dapat mengakses kapan saja.

3. Transaksi lebih mudah

Kini di e-commerce, metode pembayaran dan pengiriman barang semakin banyak dan real time. Saat ini, semua e-commerce banyak yang sudah terintegrasi dengan API, sehingga pembayaran dapat dilakukan dengan metode transfer virtual account, transfer, hingga mengkoneksikan kartu debit (direct debit). Belum lagi dengan e-wallet yang sudah semakin banyak dengan promo-promo menarik. 

4. Dropship menguntungkanmu

Dalam industri e-commerce, terdapat pula istilah yang dikenal dengan dropshipper. Dropshipper adalah perantara penjual barang atau jasa yang bertugas untuk memasarkan produk dan tidak perlu memiliki stok barang. Saat ada terjadi pemesanan, dropshipper hanya perlu meneruskannya kepada penjual. Nantinya, penjual yang akan mengirim produk tersebut ke pembeli.

5. Menjangkau pasar yang lebih luas

Kekurangan toko konvensional adalah tidak mampu menyasar target pasar luas, karena target audiensnya hanya memanfaatkan pembeli lokal atau daerah tertentu saja. Sedangkan, dengan kehadiran internet memungkinkan e-commerce memiliki jangkauan yang lebih luas tidak hanya lokal, bahkan sampai internasional. 

Baca juga: 6 Langkah Memulai Bisnis E-Commerce Untuk Pemula

Jenis-jenis E-commerce

Setelah mengetahui pengertian dan manfaat dari e-commerce. Kini, waktunya kita mengenal jenis-jenis e-commerce yang ada, antara lain:

1. Business to Business (B2B)

Bentuk e-commerce yang menjual jasa atau produknya ke perusahaan lain. Contohnya adalah perusahaan A yang membeli perlengkapan kantor langsung dari Perusahaan B (produsen).

2. Business to Consumer (B2C)

Bentuk e-commerce yang menjual jasa atau produk ke pelanggan. Pelanggan yang dimaksud di sini umumnya adalah pengecer atau peruntukkan pribadi. Contohnya adalah seseorang yang berbelanja dari toko buah online untuk memenuhi kebutuhan di rumah.

3. Consumer to Business (C2B)

Bentuk e-commerce yang menjual jasa atau produk dari pelaku bisnis perorangan ke sebuah perusahaan. Contohnya adalah seorang desain grafis yang menjual jasa pembuatan logo ke perusahaan retail.

Bagaimana? Apakah kamu semakin tertarik untuk mempelajari dunia e-commerce ini? Dengan bergabung di Prodi Manajemen Universitas Bakrie, kamu akan belajar bagaimana membangun sebuah bisnis e-commerce dengan pendekatan Positive Business dan Creative Thinking serta dukungan dosen-dosen yang merupakan praktisi di bidangnya. Temukan informasi selengkapnya tentang Prodi Manajemen Universitas Bakrie dan daftarkan dirimu sekarang!