Kini makin banyak influencer yang mulai berbagi informasi mengenai cara untuk menjalani pola hidup sehat. Salah satu topik yang sedang ramai dikampanyekan adalah mengenai makanan organik. Makanan tentu saja menjadi kebutuhan utama manusia. Makanan tidak hanya sekedar dikonsumsi untuk mempertahankan keberlangsungan hidup, tetapi banyak faktor penting seperti pilihan jenis makanan, cara mengkonsumsi, serta selera makanan. Semakin hari, gaya hidup manusia mengalami perubahan.
Apa itu Makanan Organik?
Makanan organik adalah makanan yang melalui proses produksi secara konvensional. Dalam konteks ini, istilah organik digunakan untuk pengelompokan makanan nabati seperti sayuran dan buah-buahan yang ditanam tanpa pestisida. Selain itu, makanan organik juga termasuk daging, unggas, telur, dan produk susu yang diproduksi tanpa menggunakan antibiotik atau suntik hormon pertumbuhan.
Semakin hari, pasar makanan organik sangat berkembang. Tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Minat masyarakat terhadap makanan dan pertanian semakin meningkat. Dengan perkembangan makanan organik, masyarakat juga lebih memberikan perhatian terhadap lingkungan karena menganggap makanan organik selain aman dari proses produksinya, gizi yang terkandung juga jauh lebih sehat.
Pengelompokan Makanan Organik
US Department of Agriculture (USDA) lebih spesifik menjelaskan bahwa terdapat 3 kategori bahan makanan dan minuman organik.
1. 100% organik
Makanan dan minuman yang tergolong pengelompokan ini sudah jelas mengandung 100% bahan organik bersertifikat dan melalui proses produksi secara alami dari seluruh aspeknya. Proses produksi produk nabati menggunakan praktik budidaya alami tanpa pestisida sedikitpun serta produk daging yang tidak diberikan suntik hormon buatan. Contohnya yaitu berada di wilayah terbuka hijau dan seluruhnya diberi asupan organik.
2. Organik
Pengelompokan ini mencakup bahan makanan dan minuman yang harus mengandung sedikitnya 95% bahan-bahan organik bersertifikat dan tidak termasuk air dan garam.
3. Terbuat dari bahan organik
Makanan dan minuman dalam pengelompokan ini tidak hanya sekedar “terbuat dari bahan organik” saja. Tetapi harus mengandung setidaknya 70% bahan organik bersertifikat. Produk yang bisa mendapatkan label ini harus memiliki sedikitnya 3 bahan organik yang harus diproduksi tanpa metode rekayasa genetika. Jika kandungan bahan organik tidak mencapai 70%, maka produk makanan maupun minuman tersebut tidak bisa disebut sebagai organik.
Apa Manfaatnya Bagi Tubuh?
1. Kaya akan nutrisi
Bahan makanan dan minuman yang tumbuh secara alami tanpa campuran bahan kimia mengandung antioksidan dan vitamin yang lebih baik. Dilansir dari Organic.org, sayuran dan buah-buahan organik mengandung 27% vitamin C yang lebih banyak, 21% zat besi dan 13% fosfor yang juga jauh lebih banyak dari biasanya.
2. Tidak mengandung Pestisida Sintetis
Makanan organik tentu tidak menggunakan pestisida sintetis maupun zat kimia lainnya untuk melindungi sayuran dan buah-buahan dari hama. Pestisida sintetis akan mengandung senyawa kimia yang berbahaya. Sayuran dan buah-buahan organik biasanya ditanam menggunakan pestisida organik dan tentunya dengan jumlah kecil.
3. Tidak mengandung antibiotik dan bahan tambahan
Hewan organik tidak akan diberikan suntikan antibiotik maupun hormon pertumbuhan buatan lainnya. Penggunaan bahan tersebut dalam produksi hewani akan berpengaruh pada strain bakteri baru. Selain itu, makanan organik juga tidak diolah dengan bahan tambahan lainnya seperti pengawet, pemanis buatan, pewarna buatan dan MSG.
Tertarik untuk mulai mengkonsumsi makanan organik? Pastikan untuk tetap memperhatikan asupan gizi yang seimbang dalam bahan-bahan makanan organik yang kamu pilih ya! Cari tahu tips n trick lainnya hanya di bakrie.ac.id/articles!