Kabar membanggakan datang beberapa waktu lalu! Tim mahasiswa Teknik Sipil Universitas Bakrie baru saja mendapatkan Gold Medal di Penang International Invention, Innovation and Design (PIID 2023) di Malaysia. Tim Universitas Bakrie ini membawa produk inovasi “Early System Warning” dan telah dilombakan dengan ratusan peserta lainnya. 

Yuk, kita simak penjelasan mengenai produk inovasi yang telah diciptakan oleh Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Bakrie!

Kenalan dengan Produk Inovasi yang Diciptakan!

Produk inovasi yang dibawa oleh Tim Teknik Sipil Universitas Bakrie berjudul "Early Warning System With Small Scales Vibration Detection Tool  As Mitigation Of Earthquake Disasters".  Alat ini mereka rancang bersama pembimbing yang juga dosen Teknik Sipil Universitas Bakrie, Dr. Mohammad Ihsan, S.T., M.T., M.Sc.

Early warning system ini dirancang untuk mendeteksi terjadinya gempa patahan atau sesar. Alat ini dilengkapi dengan alarm yang nantinya akn berbunyi ketika gempa terjadi. Sehingga masyarakat bisa melakukan pencegahan atau mitigasi sebelum gempa susulan muncul dan berisiko bertambah besar. 

Latar Belakang Pembuatan Produk Inovasi Tim Mahasiswa Teknik Sipil

Masih ingat dengan Gempa Cianjur yang melanda bulan November tahun lalu? Saat itu gempa yang terjadi berjenis patahan atau sesar yang relatif dangkal, umumnya berkisar 70 KM di bawah permukaan bumi. Nah, dampak yang diakibatkan dari gempa ini cukuplah besar. Seperti yang kita tahu kerusakan bangunan dan korban jiwa juga muncul dari gempa ini. 

Alat yang dimiliki oleh BMKG, seismograf masihlah memiliki beberapa kekurangan. Ia hanya bisa mendeteksi namun tidak bisa membedakan jenis gempa sesar ataupun gempa subduksi. Selain itu, seismograf ini tidak bisa mendeteksi tekanan atau suhu yang terjadi di dalam tanah akibat gempa bumi. 

Berangkat dari kejadian dan kenyataan di lapangan, Tim Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Bakrie membuat inovasi alat ini secara khusus untuk mendeteksi gempa patahan atau sesar yang dilengkapi oleh sensor getaran, suhu, sensor tekanan, dan alarm yang akan berbunyi ketika gempa terjadi.

Cara Kerja “Early Warning System”

Batang sondir dari alat early warning system yang telah ditancapkan ke tanah sedalam  ± 20 meter ini akan bekerja ketika gempa bumi terjadi. Alat yang telah dilengkapi oleh sensor getaran, sensor suhu, serta sensor tekanan ini direkatkan menggunakan beton dan module wifi. Nah, module wifi ini berfungsi mengirim sinyal bahaya ke rumah pemantau secara vertikal

Ketika gempa terjadi ketiga sensor tersebut akan bereaksi, module wifi mengirimkan sinyal ke rumah pemantau yang telah dipasang alarm. Alarm akan berbunyi sehingga masyarakat sekitar bisa menyelamatkan diri sebelum gempa susulan terjadi. 

Tentu dengan adanya penciptaan “Early Warning System” ini Tim Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Bakrie berharap agar produk inovasi ini dapat diaplikasikan secara luas di Indonesia, dan bermanfaat bagi semua masyarakat khususnya di daerah yang dilewati patahan/sesar.