Teknik Lingkungan Universitas Bakrie telah melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) kepada ibu-ibu PKK RW 02 Kelurahan Pancoran Jakarta selatan menggunakan ecoenzyme pada 6 Juni lalu. PkM yang dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Lingkungan ini dibuat dalam rangka mendukung tujuan nomor 12 dari 17 agenda Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.
Penasaran dengan pelatihannya? Baca selengkapnya!
Langkah Nyata Mendukung Poin SDGS No.12
Universitas Bakrie hadir sebagai Kampus Swasta Jakarta memiliki Experiential Learning Methods dengan menghadirkan pembelajaran yang memiliki kontribusi terhadap pencapaian Agenda Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Banyak penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat yang berfokus pada ketujuh belas poin SDGs yang ada. Salah satunya yang mau kita bahas di artikel ini.
Sebagaimana dilansir Kementerian PPN/Bappenas, tujuan nomor 12 ini memiliki target diantaranya pada 2030 secara substansial mengurangi produksi limbah melalui pencegahan, pengurangan, daur ulang, dan penggunaan kembali. Nah, salah satu dari limbah rumah tangga yang berpotensi didaur ulang adalah minyak jelantah. Berangkat dari inilah, Tim Teknik Lingkungan UBakrie melakukan penelitian ini.
Pelatihan Pembuatan Produk Turunan Minyak Jelantah dengan Ecoenzyme
Sampai saat ini, metode menggoreng bahan makanan adalah pilihan yang masih digemari bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Namun dari kegiatan menggoreng ini menghasilkan minyak jelantah sebagai limbahnya. Minyak jelantah jika dibuang langsung ke saluran pembuangan, minyak dapat membeku dan menjadi lapisan-laporan tebal yang mengendap di dinding sistem saluran pembuangan. Fungsi saluran terganggu karena saluran tersumbat sehingga air dapat meluap ke luar saluran, ke dalam tanah, dan/atau jalan raya.
Di sisi lain, minyak jelantah dapat didaur ulang menjadi produk turunan yang mempunyai nilai ekonomis seperti biodiesel, lilin aroma terapi, sabun cuci dan lain-lain. Tim PkM dari Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Bakrie yang terdiri dari Dosen, laboran dan mahasiswa menyelenggarakan program pemanfaatan minyak jelantah sebagai bahan pembuat lilin aromaterapi dan sabun cair cuci tangan. Sebagai upaya nilai lebih dari kualitas dan fungsi produk-produk ini, maka digunakan juga ecoenzyme yang merupakan cairan hasil fermentasi limbah organik seperti kulit buah atau limbah sayur-sayuran.
Ecoenzyme yang ditemukan oleh Dr. Rosukon Poompanvong (Pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand) mempunyai banyak manfaat. Berbagai link informasi menyatakan manfaat ecoenzyme antara lain sebagai deterjen, hand sanitizer, pupuk organik, pengusir hama, desinfektan, pel lantai, pembersih air, detoksifikasi, pestisida alami, pembersih kaca, air purifier dan lain-lain. Ecoenzyme tidak mengandung senyawa kimia yang tidak bersahabat bagi manusia maupun lingkungan, sehingga penggunaannya relatif aman.
Sistem pengumpulan minyak jelantah warga di Kecamatan Pancoran sudah berjalan beberapa tahun. Apalagi dengan adanya Bank Sampah di Kelurahan warga semakin semangat mengumpulkan. Warga yang menyetor minyak jelantah akan mendapat kompensasi sebagai apresiasi tidak membuang minyak jelantah sembarangan dan ikut berpartisipasi dalam kelola minyak jelantah dengan bijak dan peduli kelestarian lingkungan.
Sebagai upaya menambah keterampilan dan pengalaman baru, Tim PkM mengadakan pelatihan pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah dan ecoenzyme terhadap tim inti Ibu-ibu PKK RW 02 yang dibantu oleh beberapa mahasiswa telah uji coba laboratorium untuk membuat 14 varian untuk masing-masing lilin aromaterapi dan sabun cair dengan memasukkan unsur bahan minyak jelantah, kopi, essential oil dan ecoenzyme.
Kemudian 14 varian masing-masing 2 produk ini dilakukan uji sensori yang melibatkan 30 panelis untuk mendapatkan tingkat penerimaan terbaik. Uji sensori meliputi aroma, tampilan seni, tekstur, warna, bentuk, warna dan kestabilan nyala dan keseluruhan. Tampak masing-masing ibu-ibu PKK sangat semangat dan bebas berkreasi menghias lilin aromaterapi sesuai dengan keinginannya untuk mendapatkan tampilan terbaik. Masing-masing peserta membuat 3 bentuk lilin dan dapat membawa pulang 2 buah diantaranya.
Outcome dari kegiatan PkM Universitas Bakrie ini adalah adanya komitmen bersama antara ibu-ibu PKK RW 02 Kelurahan Pancoran dan warga untuk mengumpulkan minyak jelantah dari kegiatan memasak di rumah. Sebagian minyak jelantah akan akan dijadikan bahan produksi lilin aromaterapi dan sabun cair cuci tangan sehingga bernilai jual dan menambah pendapatan. Selebihnya, Tim Universitas Bakrie akan memonitor dan mengevaluasi selama masa pendampingan beberapa bulan kedepannya," pungkas Sirin Fairus mengakhiri keterangan.
Kuliah di Teknik Lingkungan Universitas Bakrie
Pelatihan minyak jelantah ini tak hanya memberikan pengalaman yang baru untuk para ibu-ibu PKK. Dosen yang melibatkan para mahasiswa ini tentunya secara tidak langsung memberikan pengalaman yang nyata juga dengan mereka. Kamu salah satu yang tertarik dengan isu lingkungan dan mau merasakan kuliah seru seperti mereka? Yuk, daftarkan dirimu di Teknik Lingkungan Universitas Bakrie!