Tak bisa dipungkiri, bahan pengawet menjadi momok yang menakutkan bagi beberapa orang. Di antara dari mereka bahkan lebih memilih untuk mengkonsumsi bahan makanan yang serba organik. Ya, ini karena stereotype bahan pengawet makanan sudah dianggap jelek dan dapat membahayakan serta merusak kesehatan tubuh.
Yaps, ungkapan itu memang ada benarnya. Tapiiii… jika dikonsumsi secara berlebih dan yang dikonsumsi merupakan senyawa kimia berbahaya yang dilarang oleh BPOM. Namun, jika mengonsumsi dalam jumlah wajar dan merupakan bahan kimia yang telah dinyatakan aman untuk tubuh. Maka, tidak ada salahnya guys!
Yuk, simak artikel berikut ini untuk mengetahui bahan pengawet makanan yang aman.
Baca juga: Lagi Ramai Dibicarakan Influencer, Apa itu Makanan Organik?
Apa itu Bahan Pengawet?
Bahan pengawet makanan adalah segala bahan kimia yang dengan sengaja ditambahkan ke dalam produk makanan atau minuman untuk menjaga kesegaran dan mutunya. Bahan pengawet makanan tersebut sebetulnya dikategorikan ke dalam bahan tambahan pangan atau BTP.
BTP sendiri menurut BPOM Nomor 11 Tahun 2019 merupakan bahan tambahan pangan yang digunakan untuk mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman, penguraian, dan perusakan lainnya yang disebabkan oleh mikroorganisme. Beberapa BTP aman dikonsumsi, terutama jika penggunaannya dalam batas aman yang dianjurkan.
Jenis-jenis Bahan Pengawet
1. Natrium Benzoat
Natrium Benzoat adalah bahan pengawet yang paling sering ditambahkan ke beberapa makanan, minuman, kosmetik, dan produk perawatan dengan tujuan untuk memperpanjang umur penyimpanan. Zat ini berbentuk bubuk dan dapat dipakai untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur penyebab pembusukan pada berbagai produk makanan atau minuman. Zat ini membantu memperlambat dan mencegah perubahan warna, rasa, PH dan tekstur. Natrium Benzoat umum digunakan pada makanan seperti salad, acar, saus/bumbu, jus buah, dan lainnya.
2. Kalium Sorbat
Kalium Sorbat adalah senyawa kimia alami yang juga menjadi salah satu pilihan utama dalam mengawetkan makanan. Zat ini merupakan hasil sintesis dari asam sorbat dan kalium hidroksida memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan jamur. Bahan pengawet ini umum digunakan untuk mengawetkan aneka daging, karena kemampuan antibiotik alami yang dimilikinya. Beberapa contoh produk lainnya yang menggunakan Kalium Sorbat, seperti makanan kaleng, kerang, keju, es krim, wine, yogurt, buah kering, dan pastry.
3. EDTA
EDTA adalah salah satu bahan kimia yang juga sering ditambahkan ke dalam makanan, karena memiliki kemampuan mencegah terjadinya oksidasi. Apa sih yang terjadi ketika makanan teroksidasi? Yaps, betul sekali. Teroksidasinya makanan dapat menyebabkan perubahan warna dan rasa, serta menyebabkan makanan menjadi tengik. EDTA umum digunakan dalam produk buah dan sayuran dalam bentuk kaleng, mayonnaise, dan minuman bersoda.
4. Nitrat dan Nitrit
Nitrat dan nitrit adalah dua senyawa bahan kimia berbeda yang sangat umum ditemukan pada produk olahan daging seperti misalnya sosis, ham, dan bacon. Bahan pengawet ini memiliki kemampuan untuk mencegah tumbuhnya bakteri, di samping itu juga menambahkan rasa asin pada daging. Oh iya, kandungan nitrat dan nitrit juga ditemukan secara alami pada beberapa sayuran, seperti wortel, pakcoy, dan selada.
5. Sulfit
Sulfit atau sulfur dioxida adalah salah satu zat pengawet yang digunakan dalam mencegah berubahnya warna makanan menjadi kecoklatan. Kandungan yang ada di dalam sulfit bersifat anti-mikroba, sehingga sering digunakan untuk mengawetkan buah kering. Selain itu, sulfit juga umumnya akan kita jumpai dalam kandungan di dalam jus buah dan sosis.
Apakah Bahan Pengawet Berbahaya?
Nah ini pertanyaan yang pasti muncul di benak kita semua.
“Katanya bahan pengawet, kok aman sih?”
“Jadi sebenarnya bahan pengawet itu aman atau tidak?”
Pada prinsipnya, bahan-bahan yang sudah disebutkan di atas dan sejumlah bahan pengawet lainnya sudah termasuk kategori aman digunakan jika mengikuti daftar bahan dan juga batasan pemakaian yang dianjurkan BPOM. Namun, hal ini bukan berarti kita bisa mengonsumsi secara berlebihan bahan-bahan kimia di atas, karena bahan pengawet yang melebihi batas pemakaian aman dinilai dapat berbahaya bagi kesehatan.
Nah, sayangnya beberapa oknum produsen makanan atau minuman, khususnya yang bersifat rumahan, bermain curang dengan menggunakan bahan pengawet yang seharusnya tidak boleh digunakan untuk makanan.
Apa saja bahan-bahan tersebut? Yaps, tentu kalian sudah umum dengan namanya, yakni asam borat (Boraks) dan juga formalin. Boraks merupakan bahan kimia yang umum digunakan untuk anti-jamur kayu, pembasmi kecoa, antiseptik, salep kulit, bahan deterjen, sabun, cat, desinfektan, pestisida, serta keramik. Sementara formalin sudah marak dikenal sebagai pengawet jenazah atau mayat.
Efek samping dari mengonsumsi produk yang mengandung kedua senyawa kimia berbahaya ini adalah mulai dari mual, alergi, sakit perut hebat, perdarahan pada saluran cerna, muntah darah, diare, demam, dan lainnya. Dalam jangka panjang juga bisa meningkatkan risiko kanker, mengganggu sistem reproduksi dan hormon, fungsi sistem kekebalan tubuh, serta gangguan pada saraf, ginjal dan hati. Selain kedua bahan kimia ini, beberapa bahan kimia berbahaya lainnya juga marak digunakan sebagai campuran makanan atau minuman, seperti Kalium Bromat, Dietilpiro Karbonat, dan Dulsin.
Itulah penjelasan lengkap mengenai bahan pengawet yang aman digunakan untuk makanan. Wah, semoga artikel ini bisa membantu kamu untuk semakin berhati-hati lagi dalam memilih makanan atau minuman ya. Yuk, Cari tahu seputar tips n trick lainnya di kanal artikel Universitas Bakrie!