Belakangan ini, istilah "carbon footprint" atau jejak karbon semakin sering kita dengar. Topik ini kerap dibahas di berbagai media dan forum diskusi, baik oleh kalangan akademisi, aktivis lingkungan, hingga masyarakat umum. Semakin banyak orang yang mulai menyadari pentingnya mengetahui dan mengurangi jejak karbon mereka sebagai upaya menjaga kelestarian lingkungan dan mengurangi dampak perubahan iklim.

 Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan carbon footprint? Mari kita ulas lebih lanjut lewat artikel berikut ini!

Apa Itu Carbon Footprint?

Carbon footprint atau jejak karbon adalah jumlah total emisi gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan oleh berbagai aktivitas manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Gas rumah kaca ini mencakup karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrous oxide (N2O), yang semuanya berkontribusi terhadap pemanasan global dan perubahan iklim.

Dampak dari adanya carbon footprint ini sangat dirasakan oleh bumi dan kehidupan umat manusia. Antara lain dampaknya: cuaca ekstrim dan bencana alam, perubahan produksi rantai makanan, penyebaran penyakit, rusaknya ekosistem laut, es di kutub mencair, serta berkurangnya air bersih.

Apa Saja Penyebab Carbon Footprint?

1. Penggunaan Bahan Bakar Fosil

Salah satu penyebab utama jejak karbon adalah penggunaan bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam. Energi yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil ini digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari pembangkit listrik, industri, hingga transportasi. Pembakaran bahan bakar fosil melepaskan sejumlah besar CO2 ke atmosfer, yang menjadi kontributor utama peningkatan jejak karbon.

2. Transportasi

Transportasi, baik darat, laut, maupun udara, juga merupakan penyumbang signifikan jejak karbon. Kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar fosil menghasilkan emisi CO2 dalam jumlah besar. Semakin sering dan jauh kita bepergian, semakin besar pula jejak karbon yang kita hasilkan. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan penggunaan transportasi yang lebih ramah lingkungan, seperti sepeda, berjalan kaki, atau transportasi umum.

3. Konsumsi Makanan

Siapa sangka, konsumsi makanan juga berpengaruh besar terhadap jejak karbon kita. Produksi makanan, terutama daging dan produk olahan hewani, memerlukan energi yang besar dan menghasilkan emisi GRK yang tinggi. Proses produksi makanan mulai dari peternakan, pengolahan, hingga distribusi semuanya berkontribusi terhadap peningkatan jejak karbon.

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Untuk mengurangi jejak karbon, ada beberapa langkah yang bisa kita ambil:

  1. Mulai beralih ke transportasi umum. Apabila kamu tinggal di daerah yang mudah dan dilewati moda transportasi yang cukup, sudah saatnya kamu memulai menggunakan transportasi umum. Namun apabila tidak, beralih menggunakan  sepeda, atau berjalan kaki bila memungkinkan bisa kamu coba. 
  2. Matikan peralatan listrik saat tidak digunakan, gunakan lampu LED, dan pilih perangkat dengan efisiensi energi tinggi.
  3. Kurangi konsumsi daging dan produk hewani, pilih makanan lokal dan organik.
  4. Terapkan prinsip Reduce, Reuse, Recycle (3R) dalam kehidupan sehari-hari untuk mengurangi limbah dan jejak karbon.
  5. Menanam pohon, sehingga membantu mengurangi jumlah karbon dioksida yang ada.

Baca juga: 5 Langkah Sederhana Memulai Healthy Lifestyle Yuk Coba

Dengan memahami dan mengurangi jejak karbon, kita bisa ikut berkontribusi dalam menjaga bumi ini tetap lestari bagi generasi mendatang dengan memulai dari langkah kecil yang bisa kita lakukan sehari-hari! Temukan informasi menarik lainnya di kanal artikel Universitas Bakrie.